... Prospek Produksi Beras Dunia dan Strategi Peningkatan Produksi Beras di Indonesia - Kalila Info

Search Suggest

Prospek Produksi Beras Dunia dan Strategi Peningkatan Produksi Beras di Indonesia

Beras merupakan komoditas pangan utama dunia, terutama di Asia. Produksi beras global didominasi China, India, Indonesia, Bangladesh, dan Vietnam.
Prospek Produksi Beras Dunia dan Strategi Peningkatan Produksi Beras di Indonesia

Kalilainfo.com - Beras merupakan komoditas penting bagi ketahanan pangan global. Menurut data Badan Pangan Dunia (FAO), beras adalah sumber karbohidrat utama bagi lebih dari 3,5 miliar orang di dunia, terutama di Asia dan Afrika. 

Beberapa faktor yang menyebabkan beras menjadi komoditas pangan utama di dunia:

  • Beras merupakan sumber energi dan karbohidrat utama dalam pola makan penduduk Asia dan Afrika. Setiap 100 gram beras mengandung 130 kalori.
  • Beras mudah dibudidayakan di berbagai kondisi lahan dan iklim tropis. Beras dapat tumbuh optimal di sawah irigasi maupun lahan kering.
  • Produktivitas beras cukup tinggi. Di Asia rata-rata produktivitas mencapai 4-6 ton per hektar. Varietas unggul baru berpotensi mencapai >10 ton per hektar.
  • Harga beras cukup terjangkau dan stabil dibanding komoditas pangan lainnya seperti gandum. 
  • Beras mudah diolah menjadi nasi yang siap santap, sehingga menjadi sumber kalori instan yang populer.
  • Beras telah menjadi bagian tradisi dan budaya kuliner sejak berabad-abad di Asia dan sebagian Afrika. 

Karena peran vitalnya, permintaan beras global diproyeksikan akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu, produksi beras harus terus ditingkatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan dunia.

Prospek Produksi Beras Dunia ke Depan

Prospek produksi beras dunia ke depan diperkirakan akan terus meningkat untuk memenuhi permintaan yang terus tumbuh seiring pertambahan penduduk dunia dan peningkatan konsumsi per kapita. 

Beberapa proyeksi produksi beras global ke depan antara lain:

  • Menurut data OECD-FAO, produksi beras dunia diperkirakan tumbuh rata-rata 1,2% per tahun hingga 2029, dari sekitar 509 juta ton pada 2020 menjadi 555 juta ton pada 2029.
  • Laju peningkatan produksi tertinggi diperkirakan di India dan negara-negara Afrika, sedangkan di China diperkirakan stagnan.
  • Produktivitas padi global diperkirakan meningkat rata-rata 1% per tahun hingga 2029, didorong oleh penerapan varietas unggul dan teknologi pertanian presisi.
  • Permintaan impor beras diperkirakan meningkat di kawasan Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin. 
  • Perubahan iklim global dapat berpotensi menurunkan produktivitas padi di sejumlah negara seperti India, Thailand dan Vietnam.
  • Persaingan penggunaan lahan dan air untuk pertanian diperkirakan semakin meningkat terutama di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Jadi walaupun produksi beras global diperkirakan terus meningkat, tantangan iklim, lahan dan sumber daya semakin besar. Inovasi teknologi dan manajemen budidaya yang berkelanjutan sangat dibutuhkan agar target produksi tercapai.

Produksi Beras Dunia Didominasi Negara-Negara Asia

Berdasarkan data USDA, produksi beras dunia pada 2022 mencapai 508 juta ton biji kering (GKG). Dari total produksi tersebut, sekitar 90% berasal dari Asia. 

Negara dengan produksi beras terbesar di dunia adalah:

  • Cina: 144 juta ton (2022)
  • India: 129 juta ton (2022) 
  • Indonesia: 34,4 juta ton (2022)
  • Bangladesh: 35,5 juta ton (2022)
  • Vietnam: 28,7 juta ton (2022)
  • Thailand: 20,5 juta ton (2022) 

Lima negara tersebut menyumbang sekitar 75% dari total produksi beras dunia. Asia Timur dan Asia Selatan menjadi sentra produksi beras utama karena faktor iklim tropis, ketersediaan lahan, dan masyarakat agraris.

Sementara itu, konsumsi beras terbesar di dunia ada di Cina dengan rata-rata 142 juta ton per tahun, diikuti India 116 juta ton, Indonesia 39 juta ton, Bangladesh 36 juta ton, dan Vietnam 20 juta ton per tahun.

Selain lima negara utama, produsen beras skala menengah lainnya di Asia antara lain Myanmar, Filipina, Jepang, Pakistan, dan Korea Selatan. Produksi beras di luar Asia didominasi oleh negara Mesir dan Brazil di Amerika Selatan. 

Namun demikian, peran negara-negara Asia dalam memasok kebutuhan beras dunia diperkirakan akan tetap dominan di masa mendatang. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas dan produksi beras di kawasan ini sangat penting bagi ketersediaan pangan global.

Peran Penting Indonesia sebagai Produsen Beras Dunia

Indonesia menempati peringkat keempat produsen beras terbesar di dunia setelah China, India dan Bangladesh. Pada 2022, produksi beras Indonesia mencapai 34,4 juta ton GKG. Angka ini meningkat 6% dibandingkan produksi 2021 sebesar 32,4 juta ton.

Beberapa faktor yang mendukung peran penting Indonesia sebagai produsen beras utama dunia:

  • Indonesia memiliki lahan pertanian potensial yang luas untuk pengembangan padi sawah, diperkirakan sekitar 7-8 juta hektar.
  • Sawah irigasi teknis telah dibangun di berbagai sentra produksi padi seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
  • Indonesia memiliki iklim tropis yang sesuai untuk budidaya padi. Rata-rata 2-3 kali masa tanam dapat dilakukan setiap tahunnya.
  • Produktivitas rata-rata padi di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 5 ton per hektar. Beberapa varietas unggul baru berpotensi mencapai >8 ton per hektar. 
  • Teknologi pertanian seperti varietas unggul, irigasi, dan mekanisasi terus dikembangkan untuk mendukung peningkatan hasil panen.
  • Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia sehingga permintaan dalam negeri sangat besar.

Dengan berbagai potensi dan keunggulan tersebut, Indonesia berpeluang untuk terus meningkatkan produktivitas dan produksi berasnya. Swasembada beras yang berkelanjutan sangat penting bagi ketahanan pangan Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa.

Tantangan Produksi Beras di Indonesia

Walaupun telah mencapai swasembada beras, produksi beras dalam negeri masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:

  • Laju alih fungsi lahan pertanian terutama sawah irigasi ke penggunaan non-pertanian terus meningkat.
  • Serangan hama dan penyakit tanaman yang masih tinggi, seperti wereng batang coklat, penggerek batang, dan virus tungro. 
  • Produktivitas padi di tingkat petani masih bervariasi dan belum optimal, rata-rata 4-5 ton per hektar.
  • Ketergantungan tinggi terhadap pupuk anorganik yang masih diimpor dalam jumlah besar.
  • Kendala ketersediaan tenaga kerja dan tingginya biaya tenaga kerja untuk bercocok tanam padi.
  • Iklim ekstrim dan perubahan pola curah hujan akibat dampak perubahan iklim global.
  • Lemahnya kelembagaan petani dan rendahnya akses terhadap teknologi, permodalan, serta informasi pasar.
  • Kendala distribusi dan logistik untuk menyalurkan beras dari sentra produksi ke daerah konsumen.

Tantangan-tantangan tersebut perlu diatasi agar produktivitas dan produksi beras nasional dapat terus ditingkatkan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri yang terus meningkat.

Strategi Peningkatan Produksi Beras di Indonesia 

Untuk mewujudkan swasembada berkelanjutan, Indonesia perlu menerapkan strategi peningkatan produktivitas dan produksi beras, antara lain:

  • Perluasan areal tanam dengan optimalisasi lahan pertanian terutama sawah irigasi yang masih idle. Target tanam 3 kali setahun juga perlu diterapkan.
  • Penggunaan varietas unggul baru hasil penelitian Badan Litbang Pertanian yang adaptif, potensi hasil tinggi, dan tahan hama penyakit.
  • Peningkatan dan perbaikan infrastruktur irigasi untuk mendukung intensifikasi tanam padi. Sistem irigasi hemat air juga perlu diterapkan.
  • Penggunaan mekanisasi pertanian seperti mesin tanam dan panen untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
  • Penerapan sistem PHT (pengendalian hama terpadu) dan SRI (system of rice intensification) secara konsisten untuk menekan serangan OPT dan peningkatan produktivitas.
  • Penyuluhan dan pendampingan petani oleh penyuluh lapangan untuk transfer IPTEK dan penerapan teknologi spesifik lokasi. 
  • Penguatan kelembagaan petani melalui gapoktan dan koperasi untuk meningkatkan akses terhadap sarana produksi, teknologi, dan pembiayaan pertanian.
  • Dukungan pembiayaan melalui bantuan pemerintah dan penyaluran kredit program untuk membiayai usahatani padi petani.
  • Peningkatan pascapanen melalui mekanisasi perontokan padi, pengeringan dan penggilingan untuk mengurangi susut hasil panen.
  • Perbaikan sistem distribusi dan logistik gabah/beras dari sentra produksi surplus ke daerah defisit.

Melalui penerapan berbagai strategi tersebut secara konsisten dan berkelanjutan, diharapkan produktivitas dan produksi padi nasional dapat terus ditingkatkan untuk mewujudkan swasembada beras yang tangguh.

Kesimpulan

Beras merupakan sumber pangan utama bagi sebagian besar penduduk dunia. Produksi beras global didominasi oleh negara-negara di Asia seperti China, India, Indonesia, Bangladesh dan Vietnam. 

Indonesia menempati posisi keempat produsen beras terbesar dunia dengan produksi mencapai 34,4 juta ton pada 2022. Peningkatan produksi domestik sangat penting untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Prospek produksi beras dunia diperkirakan terus meningkat untuk memenuhi permintaan yang terus tumbuh. Namun tantangan seperti perubahan iklim dan keterbatasan lahan menjadi perhatian serius.

Strategi untuk meningkatkan produktivitas dan produksi beras di Indonesia antara lain perluasan areal tanam, penggunaan varietas unggul, revitalisasi irigasi, mekanisasi, dan penguatan kelembagaan petani. Dengan upaya tersebut, diharapkan swasembada beras nasional dapat terwujud secara berkelanjutan.

Baca Juga

Posting Komentar

Harap berkomentar tidak mengganggu ya