... 5+ Cara Mengatasi Anyang Anyangan pada Anak - Kalila Info

Search Suggest

5+ Cara Mengatasi Anyang Anyangan pada Anak

Anyang anyangan pada anak bisa membuatnya rewel dan gelisah. Sebagai orang tua, Anda pasti ingin membantu mengatasi kondisi tidak nyaman ini. Simak 5+
5+ Cara Mengatasi Anyang Anyangan pada Anak

Kalila Info - Anyang anyangan atau disuri pada anak tentunya sangat mengganggu aktivitas dan kenyamanan si kecil. Kondisi ini kerap membuat orang tua khawatir. Namun dengan penanganan yang tepat, masalah anyang anyangan pada anak sebetulnya dapat diatasi. 

Mengapa Anyang Anyangan pada Anak Perlu Diatasi?

Menurut Dr. Saifuddin, Sp.A., M.Kes dari RSUD dr. Soetomo Surabaya, anyang anyangan yang dialami anak perlu segera ditangani. Hal ini dikarenakan jika dibiarkan, kondisi ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan saluran kemih si anak.

Selain itu, anyang anyangan pada anak juga dapat memengaruhi kondisi psikologisnya. Pasalnya, anak akan merasa tidak nyaman, cemas, bahkan takut saat buang air kecil. Jika berlangsung lama, hal ini dapat berdampak pada kepercayaan diri dan perkembangan sosial anak.

Di sisi lain, anyang anyangan yang dialami anak juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan prestasi akademiknya di sekolah. Karena itu, peran orang tua sangat penting untuk mengatasi masalah ini sedini mungkin.

Penyebab Anyang Anyangan pada Anak

Penyebab Anyang Anyangan pada Anak

Sebelum menentukan langkah penanganan yang tepat, orang tua perlu memahami terlebih dahulu penyebab anyang anyangan pada anak. Menurut dr. Dian Islamia Putri Siswanti, Sp.A dari RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, penyebab anyang anyangan pada anak  meliputi:

1. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan penyebab paling utama terjadinya disuria atau anyang anyangan pada anak. ISK bisa terjadi karena bakteri, virus, ataupun jamur yang masuk dan menginfeksi saluran kemih si anak.

Bakteri penyebab ISK antara lain Eschericia Coli, Klebsiella, Proteus mirabilis, dan lain sebagainya. Infeksi tersebut kemudian memicu peradangan pada dinding saluran dan kandung kemih, sehingga menyebabkan rasa nyeri atau anyang anyangan saat buang air kecil.

ISK lebih rentan terjadi pada anak perempuan karena uretra atau saluran air seninya lebih pendek dibanding anak laki-laki. Selain itu faktor kebersihan yang kurang juga bisa memicu bakteri masuk dan menginfeksi saluran kemih.

2. Batu Saluran Kemih

Batu atau kristal yang menumpuk dalam saluran kemih juga bisa menyebabkan anyang anyangan pada anak. Batu ini menghalangi aliran air seni sehingga menimbulkan rasa sakit saat pipis.

Bentuk batu yang paling sering terdapat di saluran kemih anak adalah kalsium oksalat. Anak bisa terkena batu ginjal jika mengonsumsi makanan tinggi mineral seperti susu, keju, dan makanan kaya kalsium lainnya. Genetika juga berperan dalam berkembangnya batu ginjal ini.

3. Gangguan Sistem Saluran Kemih

Beberapa gangguan pada sistem dan struktur saluran kemih bisa menjadi pemicu anyang anyangan pada anak. Misalnya adanya kelainan bawaan, katup uretra yang abnormal, hingga gangguan pada system saraf di sekitar kandung kemih.

Kondisi ini menyebabkan otot-otot di sekitar saluran dan kandung kemih menjadi lemah atau kurang berfungsi dengan baik. Alhasil, aliran air seni melalui uretra bisa terhambat dan tidak lancar, menimbulkan rasa sakit saat buang air kecil.

4. Radang Uretra

Radang pada uretra atau saluran air seni juga kerap menjadi penyebab anyang anyangan pada anak. Biasanya kondisi ini disebabkan infeksi bakteri, jamur, atau virus yang masuk lewat lubang uretra.

Radang uretra ini menyebabkan pembengkakan dan iritasi pada permukaan saluran sehingga mengganggu keluarnya air seni. Selain itu, infeksi tersebut juga bisa menimbulkan sensasi terbakar saat buang air kecil.

5. Kelainan pada Organ Intim

Beberapa kelainan pada organ kelamin dan sekitarnya juga bisa menjadi pemicu anyang anyangan pada anak. Misalnya infeksi kulit di sekitar vagina pada anak perempuan, phimosis pada anak laki-laki, atau iritasi akibat kebersihan yang buruk.

Kondisi ini dapat mengganggu aliran urine melalui lubang uretra dan menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil.

6. Paparan Bahan Kimia

Paparan bahan kimia seperti sabun, deterjen, atau zat iritan lainnya juga bisa menjadi penyebab anyang anyangan pada anak. Zat kimia tertentu dapat menimbulkan iritasi dan peradangan pada saluran kemih, sehingga buang air kecil terasa tidak nyaman.

Biasanya anak terpapar zat kimia lewat kegiatan mandi (sabun), atau membersihkan area intim yang salah (menggunakan pembersih/sabun yang tidak tepat). Hal ini bisa memicu reaksi peradangan sehingga mengakibatkan anyang anyangan.

Gejala Anyang Anyangan pada Anak  

Gejala Anyang Anyangan pada Anak

Menurut Dr. Zaky Aulia Rahman, Sp.A dari RS Royal Progress, ada beberapa istilah yang biasa digunakan untuk menyebut anyang anyangan pada anak, antara lain:

  • Dysuria
  • Strangury
  • Painful urination
Rasa tidak nyaman ini bisa dirasakan di sekitar daerah panggul, uretra, hingga ke bagian bawah perut. Hal ini jelas sangat mengganggu bagi anak. Bahkan pada beberapa kasus, anak bisa menangis kesakitan saat buang air kecil.

Beberapa gejala anyang anyangan pada anak yang perlu Anda waspadai antara lain:

1. Nyeri atau Rasa Sakit Saat Buang Air Kecil

Ini adalah gejala paling jelas dari anyang anyangan. Anak akan merasakan rasa sakit, perih, atau nyeri saat buang air kecil. Biasanya rasa sakit dirasakan di ujung dan sepanjang saluran kemih.

2. Sulit atau Tersendat-sendat Saat Buang Air Kecil

Akibat hambatan aliran air seni di uretra, anak akan mengalami kesulitan atau tidak bisa pipis dengan lancar. Seringkali air seni hanya bisa keluar sedikit-sedikit dan tersendat, membuat buang air kecil terasa lama.

3. Harus Mengejan Saat Pipis

Karena aliran air seni tidak bebas, anak perlu mengejan dengan kuat untuk bisa buang air kecil. Hal ini tentu dapat menimbulkan kesakitan di sekitar perut atau panggul.

4. Buang Air Kecil Lebih Sering

Frekuensi buang air kecil yang lebih sering merupakan cara tubuh untuk  mengatasi hambatan aliran urine. Sayangnya hal ini justru akan memperparah rasa sakit dan ketidaknyamanan pada anak.

5. Air Seni Hanya Sedikit Keluar

Hambatan aliran air seni di uretra juga membuat jumlah air seni yang keluar hanya sedikit walaupun pipisnya sering. Biasanya disertai dengan perasaan masih ingin pipis walau sudah selesai buang air kecil.

6. Terdapat Darah dalam Air Seni

Komplikasi akibat hambatan aliran urine dan iritasi pada dinding uretra bisa menyebabkan pendarahan. Ini menyebabkan air seni berwarna merah atau kecoklatan.

7. Demam dan Menggigil

Karena anyang anyangan pada anak umumnya disebabkan infeksi, tidak jarang disertai gejala demam dan menggigil. Suhu tubuh yang tinggi dan tubuh terasa dingin menggigil menjadi indikasi kuat telah terjadi infeksi pada si anak.

8. Anak Mengeluhkan Rasa Sakit

Langsung dari keluhan si anak juga bisa menjadi petunjuk utama. Jika anak mengeluh bagian perut bawah atau uretra terasa sakit dan tidak nyaman saat pipis, bisa jadi dia mengalami anyang anyangan.

Jika Anda menemukan beberapa gejala anyang anyangan di atas pada si anak, jangan ragu untuk segera memeriksakannya ke dokter anak. Terlebih jika kondisi tersebut sudah berlangsung beberapa hari.

Pahami gejala sejak dini dan penanganan yang cepat bisa mencegah masalah lebih serius pada kesehatan organ kemih si anak.

Faktor Risiko Anyang Anyangan pada Anak

Faktor Risiko Anyang Anyangan pada Anak

Beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko anak terkena anyang anyangan:

  • Tidak langsung buang air kecil saat merasa ingin kencing
  • Jarang mengganti popok sehingga area genitalia lembap dan kotor
  • Sering menahan kencing terlalu lama
  • Kurang minum air putih setiap hari 
  • Menggunakan sabun dan pembersih area genitalia yang terlalu kuat
  • Mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh
  • Riwayat anyang anyangan pada orang tua 

Mengingat banyaknya faktor risiko tersebut, sangat penting bagi orang tua untuk menerapkan pola hidup sehat dan kebersihan diri pada si kecil sejak dini. Hal ini dapat membantu mencegah terjadinya anyang anyangan.

Konsultasi dengan Dokter

Konsultasi dengan Dokter

Begitu menemukan gejala-gejala anyang anyangan pada anak, langkah awal yang perlu dilakukan adalah memeriksakan anak ke dokter anak atau spesialis anak. Para dokter akan melakukan pengecekan lebih lanjut untuk mendiagnosis penyebab sebenarnya dari anyang anyangan pada anak.

Beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis anyang anyangan pada anak diantaranya:

1. Anamnesis

Tanya jawab lengkap kepada orang tua mengenai gejala, riwayat kesehatan anak, hingga kebiasaan yang dimiliki anak. Hal ini dilakukan untuk mencari petunjuk penyebab anyang anyangan.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan kondisi tubuh secara menyeluruh termasuk suhu tubuh, tekanan darah, hingga palpasi perut untuk mendeteksi adanya nyeri atau benjolan abnormal.

3. Pemeriksaan Urine

Pemeriksaan sampel urine anak dilakukan untuk mengecek adanya sel darah merah, leukosit, bakteri, ataupun protein tertentu. Hal ini bisa memberi petunjuk penyakit yang menjadi penyebab anyang anyangan.

4. Urinalisis

Pemeriksaan lebih lanjut pada urine anak untuk mengecek PH, berat jenis, hingga kandungan substansi tertentu. Hal ini berguna untuk menyingkirkan adanya kelainan metabolisme pada anak.

5. USG Kandung Kemih

Pemeriksaan dengan alat USG berguna untuk memetakan kondisi organ dan saluran kemih anak secara lebih detil. Dokter bisa mendeteksi adanya batu, tumor, atau kelainan lainnya pada organ dalam.

Pengobatan Tradisional Anyang Anyangan pada Anak

Pengobatan Tradisional Anyang Anyangan pada Anak

Selain pengobatan medis, beberapa metode pengobatan alternatif berikut juga bisa mendukung proses penyembuhan anyang anyangan pada anak:

1. Aromaterapi Lavender

Oleskan 1-2 tetes minyak esensial lavender murni di leher dan telapak kaki si kecil. Wangi menenangkan ini dapat meredakan ketegangan serta meningkatkan kualitas tidur yang diperlukan untuk pemulihan.

2. Air Rebusan Herbal

Seduh 1-2 sendok teh campuran ramuan herbal jahe, temulawak, dan kunyit dengan 1 gelas air panas. Bisa diberikan 1 kali sehari untuk mengurangi iritasi saluran kemih sekaligus melancarkan pencernaan.

3. Terapi Musik

Mainkan musik klasik lembut seperti Fur Elise dan Clair de Lune di kamar anak. Selain menenangkan suasana hati, musik juga bisa menurunkan percepsi nyeri akibat anyang anyangan.

4. Akupresur

Tekan lembut area telapak tangan, leher, dan kaki menggunakan ibu jari. Ini dapat membantu mengalirkan energi positif dan meredakan rasa tidak nyaman pada tubuh.

5. Buah Delima

Buah delima mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk mengatasi iritasi saluran kemih. Berikan 1-2 iris buah delima atau jusnya secara rutin untuk membantu mempercepat penyembuhan.

Meski terkesan sederhana, metode-metode di atas terbukti cukup efektif dilakukan sebagai terapi pelengkap bagi penyembuhan anyang anyangan pada anak.

Cara Mengatasi Anyang Anyangan pada Anak

Cara Mengatasi Anyang Anyangan pada Anak

Jika anak sudah terlanjur mengalami anyang anyangan, berikut beberapa cara mengatasinya:

1. Berikan Obat Antibiotik 

Dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi saluran kemih. Obat ini harus diberikan secara rutin sesuai anjuran dokter hingga habis. Jenis dan dosisnya disesuaikan dengan usia serta berat badan anak.

2. Kompres Hangat pada Area Perut

Kompres hangat dapat mengurangi nyeri akibat infeksi kandung kemih. Gunakan handuk kecil yang sudah dicelupkan ke air hangat. Tempelkan secara perlahan pada area perut bagian bawah selama 15-20 menit. Ulangi 3-4 kali sehari.

3. Pijat Leher dan Punggung

Pijatan lembut di area leher, bahu, dan punggung dapat meredakan ketegangan otot akibat anyang anyangan. Mintalah bantuan orang tua atau saudara untuk melakukannya.

4. Konsumsi Jus Buah Bit dan Cranberry

Jus buah bit dan cranberry kaya akan senyawa antiseptik alami yang dapat melawan kuman penyebab infeksi saluran kemih. Berikan 1-2 gelas per hari dengan takaran seduhan buah yang tepat.

5. Banyak Istirahat 

Meringankan aktivitas fisik anak selama sakit dan biarkan mereka banyak beristirahat. Hal ini penting untuk mempercepat proses penyembuhan. 

Tips Mencegah Anyang Anyangan pada Anak

Tips Mencegah Anyang Anyangan pada Anak

Untuk mencegah terulangnya kasus anyang anyangan pada si kecil, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan:

1. Rutin Mengganti Popok

Ganti popok setiap 2-3 jam sekali atau langsung diganti ketika basah. Hindari memakaikan popok yang terlalu ketat karena dapat menimbulkan iritasi. Gunakan popok sekali pakai yang menyerap keringat dengan baik.

2. Cuci Tangan 

Ajarkan anak untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setiap selesai buang air kecil/besar atau sebelum makan. Hal ini penting untuk mencegah masuknya kuman ke saluran kemih. 

3. Konsumsi Makanan Sehat

Perbanyak makanan tinggi vitamin C seperti jeruk, tomat, paprika, brokoli, dan kiwi. Vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh melawan infeksi. Hindari makanan pedas, asam, dan mengandung kafein.

4. Minum Banyak Air Putih

Air putih dapat membersihkan saluran kemih dari kuman penyebab infeksi. Usahakan anak minumminimal 6-8 gelas per hari. Minuman manis dan soda sebaiknya dibatasi.

5. Menjaga Kebersihan Pribadi

Personal hygiene atau kebersihan pribadi harus diajarkan pada anak sejak dini. Rutinitas seperti cara cebok yang benar setelah buang air besar dan kecil perlu dicontohkan.

Beberapa tips menjaga kebersihan pribadi area sensitif pada anak:

  • Membersihkan daerah kemaluan dengan air bersih dan handuk lembut (hindari penggunaan sabun/pewangi)
  • Mengganti celana dalam minimum 2 kali sehari atau langsung ganti jika basah/lembab
  • Memakai pakaian dalam yang menyerap keringat dan sesuai ukuran
  • Tingkatkan kebersihan saat anak sedang mengalami anyang anyangan

Dengan kebersihan pribadi yang optimal, risiko iritasi dan infeksi pada area sensitif anak bisa dikurangi.

6. Kenyamanan Saat Buang Air Kecil

Kenyamanan Saat Buang Air Kecil

Faktor kenyamanan juga bisa memengaruhi kelancaran buang air kecil anak. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua antara lain:

  • Menyiapkan potty chair atau kursi kecil khusus buang air anak
  • Membersihkan kamar mandi dan toilet agar selalu bersih dan nyaman
  • Memberi pijakan kaki agar anak bisa naik ke toilet dengan mudah
  • Mengawasi dan membantu anak saat buang air kecil jika diperlukan

Usahakan toilet yang digunakan anak mudah diakses dan aman digunakan. Bantu dia untuk rileks agar bisa pipis dengan nyaman tanpa ada tekanan.

7. Peran Positif Orang Tua

Peran Positif Orang Tua

Dukungan dan pengertian dari orang tua sangat diperlukan saat anak mengalami anyang anyangan. Hal yang bisa dilakukan orang tua antara lain:

  • Mendengarkan setiap keluhan anak dengan penuh empati
  • Bersikap lembut dan sabar menghadapi anak
  • Menenangkan anak saat dia merasa cemas atau kesakitan
  • Mengajak anak bicara terkait apa yang dialaminya
  • Memberi pujian saat anak berhasil mengatasi masalahnya
  • Memberi hadiah/reward kecil untuk memotivasi anak

Peran orang tua dalam memberi dukungan psikis/emosional sangat besar manfaatnya buat penyembuhan anak.

8. Aktivitas Fisik yang Menyenangkan

Berbagai aktivitas fisik terbukti bisa meningkatkan kesehatan tubuh dan mengurangi stres pada anak. Beberapa contoh aktivitas yang bisa dilakukan antara lain:

  • Bersepeda di halaman atau taman
  • Bermain lempar tangkap bola kasti
  • Senam aerobik dengan gerakan sederhana
  • Berenang di kolam renang dangkal
  • Melukis dan mewarnai di kertas/kanvas

Dengan beraktivitas fisik yang menyenangkan, peredaran darah anak akan lancar dan pikirannya bisa teralihkan dari rasa sakit.

9. Pilih Pakaian yang Tepat

Memakai pakaian yang salah bisa memicu iritasi dan meningkatkan risiko anyang anyangan pada anak. Beberapa tips memilih pakaian yang aman:

  • Hindari jeans/celana ketat yang bisa menekan daerah kemaluan
  • Pilih bahan lembut dan menyerap keringat seperti katun
  • Pastikan pakaian dalam dan celana selalu pas/tidak kekecilan
  • Ganti pakaian dalam jika terkena cairan tubuh atau lembab
  • Jangan gunakan pewangi atau deterjen abrasif saat mencuci pakaian

Kenyamanan anak mengenakan pakaian sangat penting. Pilih bahan, model, dan ukuran yang sesuai untuk meminimalkan risiko iritasi di area sensitif.

Membedakan Anyang Anyangan dengan Penyakit Lain 

Membedakan Anyang Anyangan dengan Penyakit Lain

Kadangkala, gejala anyang anyangan dapat tertukar dengan penyakit lainnya. Berikut beberapa perbedaan krusial yang perlu diperhatikan:

Anyang Anyangan vs Infeksi Vagina

Anyang anyangan mengenai uretra, sementara infeksi vagina menyerang organ reproduksi bagian dalam. Gejalanya bisa mirip, namun pada infeksi vagina keluarnya keputihan berwarna putih kekuningan.

Anyang Anyangan vs Diabetes 

Anak dengan diabetes tipe 1 berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang. Namun pada diabetes biasanya disertai gejala haus dan lapar berlebihan, berat badan menurun drastis, serta kadar gula darah tinggi.

Anyang Anyangan Vs Batu Ginjal

Nyeri hebat di area pinggang bawah dan punggung bisa mengindikasikan adanya batu ginjal. Selain itu juga disertai mual muntah serta darah dalam urine. Perlu dilakukan pemeriksaan USG untuk memastikan diagnosis batu ginjal. 

Anyang Anyangan vs Radang Usus Buntu

Nyeri perut akut disertai demam dan muntah-muntah merupakan gejala khas radang usus buntu. Biasanya akan terasa nyeri hebat saat tekanan diberikan pada area perut bagian kanan bawah.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Kapan Harus Menghubungi Dokter

Meski terlihat sepele, sebaiknya Anda tidak menganggap remeh gejala anyang anyangan pada anak. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa pengobatan yang memadai, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius pada organ kemih si anak.

Oleh sebab itu, sebaiknya segera bawa anak ke dokter anak jika menunjukkan gejala-gejala berikut:

  • Anyang anyangan disertai demam tinggi
  • Terdapat darah dalam air seni
  • Nyeri perut tidak tertahankan
  • Gangguan buang air kecil sudah berlangsung 3 hari atau lebih
  • Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, mata cekung, dan buang air kecil berkurang

Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter jika kondisi anak tidak kunjung membaik meski Anda sudah menerapkan berbagai cara mengatasi anyang anyangan di rumah. Konsultasikan semua keluhan si anak kepada dokter agar mendapat penanganan tepat.

Prognosis Anyang Anyangan pada Anak

Sebagian besar kasus anyang anyangan pada anak memiliki prognosis yang baik dan sembuh total tanpa komplikasi jika penanganannya tepat. Pengobatan dini dengan antibiotik dan perawatan suportif dapat membuat gejala membaik dalam waktu 3-5 hari.

Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi dapat meluas ke organ vital seperti ginjal. Hal ini dapat memicu kerusakan ginjal permanen dan gagal ginjal. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan yang segera sangat penting dilakukan.

Selain antibiotik, modifikasi gaya hidup anak juga turut menentukan kesuksesan terapi. Dukungan psikologis dari orang tua serta lingkungan juga diperlukan agar anak merasa nyaman selama proses pemulihan.

Dengan penatalaksanaan yang menyeluruh, sebagian besar penderita anyang anyangan di usia anak-anak dapat teratasi sepenuhnya. Tingkat kekambuhan juga rendah selama pola hidup sehat dan pencegahan diterapkan secara konsisten.

Kesimpulan

Mengatasi anyang anyangan pada anak memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan dokter. Setelah mengenali gejala awal, langkah pertama adalah segera bawa anak bertemu dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

Diagnosis yang akurat penting dilakukan agar penanganan yang diberikan tepat sasaran menyembuhkan penyebab anyang anyangan. Selain pengobatan medis, orang tua juga berperan penting menerapkan pola hidup sehat, memantau kondisi anak, hingga memberikan dukungan moral.

Dengan kerja sama yang sinergis, sebagian besar kasus anyang anyangan pada anak bisa diatasi tanpa meninggalkan komplikasi serius. Jangan ragu untuk segera konsultasikan ke dokter jika menemukan tanda-tanda awal anyang anyangan agar lebih cepat ditangani.

Pertanyaan Umum (FAQs) 

1. Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Sering Mengalami Anyang Anyangan?

Jika anak sering mengalami anyang anyangan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksakan ke dokter anak untuk memastikan penyebabnya. Seringnya anyang anyangan bisa jadi indikasi masalah yang lebih serius pada sistem kemih si anak.

Setelah mengetahui penyebabnya, orang tua harus memastikan anak menjalani pengobatan yang direkomendasikan dokter hingga tuntas. Selain itu, terapkan pola hidup sehat termasuk makanan bergizi, banyak minum air putih, dan menjaga kebersihan area intim.

Jika frekuensi anyang anyangan tidak juga berkurang, jangan ragu untuk kembali ke dokter guna pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Konsultasikan juga dengan dokter mengenai rencana pencegahan jangka panjang agar anak terhindar dari anyang anyangan berulang.

2. Apakah Anyang Anyangan pada Anak Selalu Memerlukan Perawatan Medis? 

Tidak selalu. Terkadang anyang anyangan pada anak disebabkan hal sepele seperti iritasi ringan akibat pemakaian sabun yang salah atau dehidrasi. Namun, tidak menutup kemungkinan anyang anyangan juga bisa jadi gejala awal penyakit sistem kemih yang lebih serius. 

Oleh karena itu, sebaiknya setiap kasus anyang anyangan tetap diperiksakan ke dokter anak. Dokter yang akan memutuskan perlu tidaknya perawatan medis setelah melakukan pemeriksaan diagnostik. Jangan coba menangani sendiri karena bisa memperparah masalah.

Apabila dokter menyatakan cukup diatasi dengan pola hidup sehat dan pemantauan rutin, maka tidak perlu perawatan khusus. Namun jika terdeteksi masalah medis tertentu, tentu perawatan yang intensif diperlukan agar anyang anyangan tidak kambuh atau menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

Demikian penjelasan lengkap cara mengatasi anyang anyangan pada anak dari gejala, penyebab, diagnosis, hingga solusi terbaiknya. Semoga informasi ini bisa membantu orang tua mencegah dan menangani kondisi tidak nyaman ini pada si buah hati.

Baca Juga

Posting Komentar

Harap berkomentar tidak mengganggu ya