... 10 Negara Bekas Jajahan Belgia - Kalila Info

Search Suggest

10 Negara Bekas Jajahan Belgia

Selama hampir 75 tahun hingga tahun 1960 Belgia telah menguasai, menjajah dan mendominasi sejumlah negara di Afrika. Berikut adalah 10 negara bekas
10 Negara Bekas Jajahan Belgia

Kalilainfo.com - Belgia secara resmi menjadi negara penjajah sejak Raja Leopold II dari Belgia membentuk Negara Bebas Kongo pada tahun 1885 yang kemudian diganti namanya menjadi Konga Belgia pada tahun 1908. 

Selama hampir 75 tahun hingga tahun 1960 Belgia telah menguasai, menjajah dan mendominasi sejumlah negara di Afrika. Berikut adalah 10 negara bekas jajahan Belgia.

1. Republik Demokratik Kongo (RDC)

Negara Afrika Tengah ini sebelumnya bernama “Konggo Belgia” sebagai negara jajahan Belgia dari tahun 1908 hingga 1960. Penjajahan ini berawal sejak Raja Leopold II membentuk “Negara Bebas Kongo” pada 1885. Leopold kemudian menguasai wilayah luas Kongo dan mengeksploitasi sumber dayanya secara brutal, termasuk perbudakan dan pemotongan tangan. 

Diperkirakan hampir separuh dari 20 juta penduduk Kongo tewas akibat kekejaman penjajahan Belgia ini. Kemerdekaannya dari Belgia baru diraih pada 1960. Selama 10 tahun berikutnya negara ini dikenal sebagai Zaire sebelum kembali pada nama Republik Demokratik Kongo hingga sekarang. 

Meski telah merdeka, efek buruk dari penjajahan masih terasa di RDC hingga hari ini dengan kondisi politik dan keamanan yang tidak stabil serta ekonomi yang sangat tertinggal.

2. Rwanda 

Rwanda pernah menjadi bagian dari wilayah jajahan Belgia di Afrika Tengah sejak Perang Dunia I pada 1916 hingga merdeka pada 1962. Penjajahannya diawali dengan kedatangan misi-misi Kristen Belgia ke wilayah Rwanda sejak 1900 awal. 

Rwanda kemudian ditaklukkan melalui kampanye militer Belgia selama Perang Dunia I. Selama menjajah Rwanda selama hampir setengah abad, Belgia menerapkan sistem identitas rasial dan etnis antara mayoritas Hutu dan minoritas Tutsi yang memicu konflik dan genosida di Rwanda pasca kemerdekaan. Pengaruh Belgia juga masih terasa di bidang bahasa (penggunaan bahasa Prancis), agama (penyebaran Katolik Roma), dan pendidikan (sistem sekolah Belgia).

3. Burundi

Tak jauh berbeda dari Rwanda, Burundi juga menjadi wilayah jajahan Belgia sejak 1916, yang sebelumnya dikuasai Jerman. Belgia menerapkan kebijakan “devide et impera” yang memecah belah etnis Hutu dan Tutsi di Burundi. Mereka memperlakukan etnis Tutsi sebagai kelompok unggulan untuk memimpin administrasi kolonial Belgium di Burundi. 

Ketika merdeka pada 1962, sistem negara dan militer masih dikuasai etnis minoritas Tutsi. Ketegangan rasial inilah yang memicu konflik sipil berkepanjangan di Burundi pasca-kolonial yang menyebabkan pembantaian massal etnis Hutu dan Tutsi secara bergantian. Pengaruh bahasa Prancis, agama Katolik Roma, dan sistem hukum serta pendidikan model Belgia masih ada hingga kini di Burundi.

4. Tanjung Verde

Kepulauan lepas pantai Afrika Barat bagian ujung ini merupakan bekas koloni Portugis yang pada 1641 dianeksasi oleh Belanda. Semenjak itu, Tanjung Verde menjadi wilayah jajahan Portugis dan Belanda secara bergantian. Akhirnya Tanjung Verde jatuh ke tangan kolonial Belgia pada tahun 1919 setelah Perang Dunia I dimana Belgia mengambil alih semua koloni Jerman di Afrika. 

Pengaruh budaya Portugis tetap kuat di Tanjung Verde meski secara politis negara ini menjadi bagian dari Afrika Francophone akibat digunakannya bahasa Prancis semasa kolonial Belgia (1919-1975). Tanjung Verde baru merdeka dari penjajahan Belgia pada tahun 1975.

5. Republik Afrika Tengah

Wilayah bekas koloni Prancis ini mulanya dikuasai oleh Raja Leopold II dari Belgia pada 1910 sebelum diserahkan kepada Prancis pada tahun yang sama. Namun pada 1916, selama Perang Dunia I Republik Afrika Tengah yang saat itu bernama Oubangui-Chari diserahkan kembali kepada Belgia sebagai kompensasi Belgia yang berperang melawan Jerman. 

Sejak saat itulah Republik Afrika Tengah menjadi wilayah jajahan Belgia (dikenal sebagai Ubangi-Shari) dalam rentang 1916 hingga 1958. Selama hampir setengah abad penjajahan Belgia, sumber daya alam Republik Afrika Tengah dieksploitasi dengan kerja paksa. Pengaruh budaya, bahasa dan sistem pendidikan serta politik model Eropa masih dominan di negara ini kendati telah merdeka dari Belgia sejak 1960.

6. Chad

Wilayah Afrika Tengah ini juga sempat dikuasai oleh Raja Leopold II pada 1900. Namun pada 1910, Belgia menyerahkan Chad kepada Prancis. Lalu pada Perang Dunia II Belgia kembali merebut Chad dari tangan Prancis pada tahun 1940. Chad akhirnya berada di bawah kekuasaan administratif Belgia sejak 1940 hingga akhir perang pada 1946. 

Meski hanya sebentar, pengaruh Belgia tetap terasa di Chad terutama dalam bidang bahasa pengantar, sistem pendidikan, dan agama. Bahasa resmi Chad saat ini adalah bahasa Prancis dan bahasa Arab. Sebagian besar penduduknva juga menganut agama Katolik dan Kristen.

7. Niger 

Niger, negara Afrika Barat ini juga pernah menjadi wilayah koloni Belgia, meski dalam waktu yang pendek. Pada 1916, menyusul berperangnya Belgia dalam Perang Dunia I melawan Jerman, maka Belgia menganeksasi sebagian dari Sudan Prancis, sebuah koloni di Afrika Barat yang kini meliputi Mali, Senegal, dan Niger. 

Di sinilah awal mula sejarah penjajahan singkat Belgia di Niger sejak 1916-1922. Setelah Perang Dunia I selesai, Prancis kembali menguasai wilayah koloni yang dikenal sebagai Sudan Prancis ini, termasuk Niger. Namun pengaruh 6 tahun penjajahan Belgia tetap terasa di Niger khususnya dalam hal infrastruktur (seperti rel kereta api), pengenalan sistem pendidikan sekolah, dan penyebaran agama Katolik di kalangan penduduk setempat.

8. Mali 

Sama halnya dengan Niger, Mali juga pernah berada di bawah pemerintahan kolonial Belgia meskipun hanya sebentar yakni sejak 1916 hingga 1922. Wilayah Mali saat itu merupakan bagian dari Sudan Prancis yang diserahkan administrasinya ke Belgia pada 1916. 

Selama hampir 6 tahun Belgia sempat mengendalikan Mali di bidang pemerintahan, ekonomi, sosial, hingga budaya, termasuk mulai memperkenalkan sistem pendidikan sekolah dan agama Katolik. Setelah Perang Dunia I selesai, Prancis mengambil alih kembali wilayah Sudan Prancis (termasuk Mali) dari tangan Belgia. Namun pengaruh kolonial Belgia sangat signifikan dalam memodernisasi Mali, terutama dalam infrastruktur dan sistem pendidikan.

 9. Senegal 

Senegal merupakan sebuah negara di Afrika Barat yang juga sempat menjadi wilayah di bawah kekuasaan Belgia selama hampir 6 tahun sejak 1916 hingga 1922. Sebelum diserahkan ke Belgia, Senegal merupakan bagian dari koloni Prancis yang bernama Sudan Prancis. Di bawah kekuasaan sementara Belgia inilah, Senegal mulai diintroduksi dengan sistem pendidikan, transportasi, dan agama model Eropa. 

Setelah Perang Dunia I usai, Prancis merebut kembali koloninya termasuk Senegal dari Belgia. Hingga kini, pengaruh kolonial Belgia masih terlihat di Senegal misalnya dalam penggunaan bahasa Prancis serta masyarakat Senegal yang mayoritas beragama Kristen Katolik. Senegal baru merdeka dari Prancis pada 1960.

10. Namibia

Namibia sempat berada di bawah kekuasaan Belgia untuk periode singkat setelah Perang Dunia ke-1 berakhir. Sebelumnya, wilayah barat daya Afrika ini sudah dikuasai Jerman sejak 1884. Maka dari itu Namibia juga dikenal dengan nama Afrika Barat Daya Jerman.

Setelah Jerman kalah perang pada 1918, Namibia kemudian jatuh ke tangan Belgia. Akan tetapi, kekuasaan Belgia tidak berlangsung lama karena harus menyerahkan wilayah ini menjadi mandat Afrika Selatan di bawah Liga Bangsa-Bangsa pada 1920.

Masa kekuasaan Belgia yang singkat, yaitu sekitar 2 tahun, cukup untuk memberikan pengaruh yang signifikan. Misalnya, Belgia mulai memanfaatkan tambang emas dan tembaga serta sumber daya alam Namibia untuk kepentingan mereka sendiri. Sayangnya kemudian Belgia harus menyerahkan Namibia kepada Afrika Selatan sebagai mandat.

Kesimpulan

Itulah 10 negara di Afrika yang pernah menjadi koloni dan jajahan Belgia, meski dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Pengaruh masa lalu kolonial Eropa masih sangat kental di hampir seluruh negara-negara Afrika yang pernah dijajah, tak terkecuali di bekas jajahan Belgia ini. 

Mulai dari sistem politik, agama, pendidikan, ekonomi, bahasa, hingga infrastruktur semuanya diatur model penjajah Eropa. Meski kini telah merdeka, bayang-bayang masa lalu kolonialisme Belgia masih panjang di sejumlah negara Afrika ini.

Baca Juga

Posting Komentar

Harap berkomentar tidak mengganggu ya